Post Icon

Biodata Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam

Biodata Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam

A. Nasab
-          Beliau adalah Sayyidina Muhammad saw bin sayyidina Abdullah bin sayyidina Abdul Muttalib bin sayyidina Hasyim bin sayyidina Abdi Manaf bin sayyidina Qusay bin sayyidina Kilab bin sayyidina Murroh bin sayyidina Ka'ab bin sayyidina Ka'ab bin sayyidina Lu'ai bin sayyidina Gholib bin sayyidina Fihr bin sayyidina Malik bin sayyidina Nadhr bin sayyidina Kinanah bin sayyidina Khuzaimah bin sayyidina Mudrikah bin sayyidina Ilyas bin sayyidina  Mudhr bin sayyidina Nizar bin sayyidina Ma'ad bin sayyidina Adnan bin sayyidina Hamisa' bin sayyidina Haml bin sayyidina Bant bin sayyidina Qaidar bin sayyidina Ismail bin sayyidina Ibrahim alaihimussalam…
-          Allah telah memilih dari keturunan Nabi Ibrahim yaitu Nabi Ismail as. Dan Allah juga memilih dari keturunan Nabi Ismail yaitu Bani Kinanah, dan Allah memilih dari Bani kinanah kaum Quraisy dan memilih dari kaum Quraisy yaitu Bani hasyim dan Allah memilih dari Bani Hasyim yaitu Sayyidina Rasulullah saw ( HR Muslim)
B. Nama-nama Rasulullah saw.
Telah bersabda Rasulullah saw " saya memiliki 5 nama, diantaranya (sayyidina) Muhammad, Ahmad, Al-Mahy yang artinya Allah menghapuskan kekufuran dengan sebabku, dan al-Hasyir artinya yang akan mengumpulkan manusia, dan al-Aqib " muttafaqun Alaih.

Nama datuk: Syaibah bin Hâsyim dikenal dengan nama �Abdul Muttalib

Nama Bapak:   
Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah
Nama Ibu:   
Aminah binti Wahab bin Abdu Manaf bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah
Nama Nenek dari Bapak:   
Fatimah binti Umar Al-Makhzumiyah
Nama Nenek dari Ibu:    
Burrah binti Abdul U’za’ bin Utsman bin Abduddar bin Qushay bin Kilab bin Murrah
Warga Negara:    
Muslim Quraisyi Hasyimi

Nama : Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muttalib bin Hashim.
Tarikh lahir : Subuh hari Isnin, 12 Rabiulawal bersamaan 20 April 571 Masehi (dikenali sebagai Tahun Gajah; sempena
peristiwa tentera bergajah Ab rahah yang menyerang kota Kaabah).
Tempat lahir : Di rumah Abu Talib, Makkah Al-Mukarramah.

Pengasuh pertama : Barakah Al-Habsyiyyah (digelar Ummu Aiman. Hamba perempuan bapa Rasulullah SAW).
Ibu susu pertama : Thuwaibah (hamba perempuan Abu Lahab).
Ibu susu kedua : Halimah binti Abu Zuaib As-Saadiah (lebih dikenali Halimah As-Saadiah. Suaminya (Abu Kabsyah).

Bapa-bapa saudara: 

• Al-Harith bin Abdul Muthalib
• Muqawwam bin Abdul Muthalib
• Zubair bin Abdul Muthalib
• Hamzah bin Abdul Muthalib
• Al-Abbas bin Abdul Muthalib
• Abu Thalib bin Abdul Muthalib
• Abu Lahab bin Abdul Muthalib
• Abdul Kaabah bin Abdul Muthalib
• Hijl bin Abdul Muthalib
• Dzirar bin Abdul Muthalib
• Ghaidaq bin Abdul Muthalib

Bibi-bibi Rasulullah saw.

  • Ummu Hakim binti Abdul Muthalib 
  • sayyidahUrwah binti Abdul Muthalib 
  • sayydiah Atikah binti Abdul Muthalib
  • sayyidah Sofiah binti Abdul Muthalib
  • Umaimah binti Abdul Muthalib 
  • Burroh binti Abdul Muthalib .

Saudara-saudara Rasullulah
Ibu susuan :  Thuwaibah
Saudara susuan :
1.  Hamzah
2.  Abu Salamah Abdullah bin Abdul Asad
Ibu susuan :   Halimah Al-Saidiyyah
Saudara susuan :
1.   Abu Sufyan bin Harith bin Abdul Mutallib
2.   Abdullah bin Harith bin Abdul ‘ Uzza
3.   Syaima ‘ binti Harith bin Abdul ‘ Uzza
4.   Aisyah binti Harith bin abdul ‘ Uzza

Nama isteri-isteri Rasulullah: 

1. Khadijah bt. Khuwailid al-Asadiyah r.a
2. Saudah bt. Zam'ah al-Amiriyah al Quraisiyah r.a
3. Aisyah bt Abi Bakr r.a (anak Saidina Abu Bakar)
4. Hafsah bt. Umar bin al-Khattab r.a (anak Saidina 'Umar bin Al-Khattab
5. Ummu Salamah Hindun bt. Abi Umaiyah r.a (digelar Ummi Salamah)
6. Ummu Habibah Ramlah bt. Abi sufian r.a
7. Juwairiyah ( Barrah ) bt. Harith
8. Safiyah bt. Huyay
9. Zainab bt. Jansyin
10. Asma' bt. al-Nu'man al-Kindiyah
11. Umrah bt. Yazid al-Kilabiyah
12. Zainab bin Khuzaimah (digelar 'Ummu Al-Masakin'; Ibu Orang Miskin)

. Putra-putri Rasulullah saw

-          Sayyidina al-Qasim dan kunyah Rasulullah adalah Abu Qasim, Qasim adalah putra beliau yang pertama kali meninggal dunia dan sempat hidup bersama Rasulullah selama 2 tahun.
-          Sayyidina Abdullah, yang suci dan baik, beliau dilahirkan pada masa islam.
-          Sayyidina Ibrohim, beliau lahir dari sayyidah Mariah al-Qibtiyah, lahir pada tahun ke 8 H, dan dimaqamkan di pemakaman Baqi'
-          Sayyidah Fatimah, nikah dengan sayyidina Ali bin Abi Thalib. Beliaulah putri Rasulullah yang paling mirip rupa dan kecantikan dengan Rasul.
-          Sayyidah Zainab yang dinikiahi oleh abu al-As bin Rabi'
-          Sayyidah Raqiyyah
-          Sayyidah ummu Kalsum keduanya dinikahi oleh sayyidina Utsman bin Affan dengan demikian beliau digelari " dzun nurain (pemilik 2 cahaya). Beliau menikahi sayyidah Ummu kalsum sepeninggal sayyidah Ruqayyah.
semua putra-putri Rasulullah saw, lahir dari sayyidah Khadijah kecuali sayyidina Ibrahim yang lahir dari sayyidah Mariah al-Qibtiyah.
-     Halah bin Hind bin Habbasy bin Zurarah al-Tamimi (anak kepada Saidatina Khadijah bersama Hind bin Habbasy. Ketika berkahwin dengan Rasulullah, Khadijah adalah seorang janda).[anak tiri Rasulullah]

Semua cucu Rasulullah SAW adalah keturunan dari putri beliau, karena putra beliau yang laki-laki semuanya meninggal ketika masih kecil.

Cucu Nabi SAW adalah sebagai berikut :

1. ‘Ali bin Abul ‘Ash
2. Umaamah binti Abul ‘Ash
3. ‘Abdullah bin ‘Utsman bin ‘Affan
4. Hasan bin ‘Ali bin Abu Thalib
5. Husain bin ‘Ali bin Abu Thalib
6. Muhsin bin ‘Ali bin Abu Thalib
7. Zainab binti ‘Ali bin Abu Thalib
8. Ummu Kultsum binti ‘Ali bin Abu Thalib

1. ‘Ali bin Abul ‘Ash
‘Ali bin Abul ‘Ash adalah putra Zainab binti Muhammad Rasulullah SAW dengan Abul ‘Ash bin Rabi’. Ia pernah diboncengkan oleh Rasulullah SAW ketika penaklukan Makkah. ‘Ali meninggal ketika hampir baligh.

2. Umaamah binti Abul ‘Ash
Umaamah binti Abul ‘Ash adalah putri Zainab binti Muhammad Rasulullah SAW dengan Abul ‘Ash bin Rabi’. Ketika kecil, Umaamah sering diajak Nabi SAW shalat di masjid, dan beliau pernah shalat dengan
menggendong cucu beliau ini. Setelah Fathimah binti Rasulullah SAW wafat, Umaamah dinikahi oleh ‘Ali bin Abu Thalib.

3. ‘Abdullah bin ‘Utsman bin ‘Affan
‘Abdullah bin ‘Utsman bin ‘Affan adalah putra Ruqayyah binti Muhammad Rasulullah SAW dengan ‘Utsman bin ‘Affan. Namun ‘Abdullah meninggal pada usia 6 tahun.

4. Hasan bin ‘Ali bin Abu Thalib
Hasan bin ‘Ali bin Abu Thalib adalah putra Fathimah binti Muhammad Rasulullah SAW dengan ‘Ali bin Abu Thalib, lahir pada tahun 3 Hijriyah dan wafat pada tahun 49 Hijriyah.

5. Husain bin ‘Ali bin Abu Thalib
Husain bin ‘Ali bin Abu Thalib adalah putra Fathimah binti Muhammad Rasulullah SAW dengan ‘Ali bin Abu Thalib, lahir pada tahun ke 4 Hijriyah dan wafat pada tahun 61 Hijriyah

6. Muhsin bin ‘Ali bin Abu Thalib
Muhsin bin ‘Ali bin Abu Thalib adalah putra Fathimah binti Muhammad Rasulullah SAW dengan ‘Ali bin Abu Thalib, namun tidak lama setelah lahir, ia meninggal dunia.

7. Zainab binti ‘Ali bin Abu Thalib
Zainab binti ‘Ali bin Abu Thalib adalah putri Fathimah binti Muhammad Rasulullah SAW dengan ‘Ali bin Abu Thalib. Setelah dewasa Zainab binti ‘Ali bin Abu Thalib ini dinikahi oleh ‘Abdullah bin Ja’far bin Abu Thalib.

8. Ummu Kultsum binti ‘Ali bin Abu Thalib
Ummu Kultsum binti ‘Ali bin Abu Thalib adalah putri Fathimah binti Muhammad Rasulullah SAW dengan ‘Ali bin Abu Thalib. Setelah dewasa ia dinikahi oleh ‘Umar bin Khaththab. Setelah ‘Umar bin Khaththab wafat, ia dinikahi oleh ‘Aun bin Ja’far. Setelah ‘Aun bin Ja’far wafat, ia dinikahi oleh ‘Abdullah bin Ja’far.
Demikianlah cucu-cucu Rasulullah SAW sebanyak 8 orang. Namun yang terkenal dalam sejarah Islam hanya dua orang, yaitu Hasan dan Husain.


sahabat Rasul

1. Abu Bakar Siddiq ra.
Beliau adalah khalifah pertama sesudah wafatnya Rasulullah Saw. Selain itu Abu Bakar juga merupakan laki-laki pertama yang masuk Islam, pengorbanan dan keberanian beliau tercatat dalam sejarah, bahkan juga di dalam Quran (Surah At-Taubah ayat ke-40) sebagaimana berikut : “Jikalau tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seseorang dari dua orang (Rasulullah dan Abu Bakar) ketika keduanya berada dalam gua, diwaktu dia berkata kepada temannya:”Janganlah berduka cita, sesungguhya Allah bersama kita”. Maka Allah menurunkan ketenangan kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” Abu Bakar Siddiq meninggal dalam umur 63 tahun, dari beliau diriwayatkan 142 hadis.
2. Umar Bin Khatab ra.
Beliau adalah khalifah ke-dua sesudah Abu Bakar, dan termasuk salah seorang yang sangat dikasihi oleh Nabi Muhammad Saw semasa hidupnya. Sebelum memeluk Islam, Beliau merupakan musuh yang paling ditakuti oleh kaum Muslimin. Namun semenjak ia bersyahadat di hadapan Rasul (tahun keenam sesudah Muhammad diangkat sebagai Nabi Allah), beliau menjadi salah satu benteng Islam yang mampu menyurutkan perlawanan kaum Quraish terhadap diri Nabi dan sahabat. Di zaman ke khalifaannya, Islam berkembang seluas-luasnya dari Timur hingga ke Barat, kerajaan Parsi dan Romawi Timur dapat ditaklukkannya dalam waktu hanya satu tahun. Beliau meninggal dalam umur 64 tahun karena dibunuh, dikuburkan berdekatan dengan Abu Bakar dan Rasulullah di tapak rumah Aisyah yang sekarang terletak di dalam masjid Nabawi di Madinah.
3. Usman Bin Affan ra.
Khalifah ketiga setelah wafatnya Umar, pada pemerintahannyalah seluruh tulisan-tulisan wahyu yang pernah dicatat oleh sahabat semasa Rasul hidup dikumpulkan, kemudian disusun menurut susunan yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Saw sehingga menjadi sebuah kitab (suci) sebagaimana yang kita dapati sekarang. Beliau meninggal dalam umur 82 tahun (ada yang meriwayatkan 88 tahun) dan dikuburkan di Baqi’.
4. Ali Bin Abi Thalib ra.
Merupakan khalifah ke empat, beliau terkenal dengan siasah perang dan ilmu pengetahuan yang tinggi. Selain Umar bin Khatab, Ali bin Abi Thalib juga terkenal keberaniannya di dalam peperangan. Beliau sudah mengikuti Rasulullah sejak kecil dan hidup bersama Beliau sampai Rasul diangkat menjadi Nabi hingga wafatnya. Ali Bin Abi Thalib meninggal dalam umur 64 tahun dan dikuburkan di Koufah, Iraq sekarang.

Tokoh-tokoh awal memeluk Islam: 

• Zaid bin Harithah (anak angkat nabi)
• Ali bin Abu Talib (sepupu nabi berusia 10 tahun)
• Khadijah binti Khuwailid (isteri nabi dan orang pertama memeluk Islam)
• Abu Bakar al-Siddiq (sahabat karib)


USIA 5 TAHUN
· Peristiwa pembelahan dada Rasulullah SAW yang dilakukan oleh dua malaikat untuk mengeluarkan bahagian syaitan yang wujud di
dalamnya.

USIA 6 TAHUN
· Ibunya Aminah binti Wahab ditimpa sakit dan meninggal dunia di Al-Abwa ' (sebuah kampung yang terletak di antara Mekah dan Madinah)
· Baginda dipelihara oleh Ummu Aiman (hamba perempuan bapa Rasulullah SAW) dan dibiayai oleh datuknya ' Abdul Muttalib.

USIA 8 TAHUN
· Datuknya, ' Abdul Muttalib pula meninggal dunia.
· Baginda dipelihara pula oleh bapa saudaranya, Abu Talib.

USIA 9 TAHUN (Setengah riwayat mengatakan pada usia 12 tahun).
· Bersama bapa saudaranya, Abu Talib bermusafir ke Syam atas urusan perniagaan.
· Di kota
Busra, negeri Syam, seorang pendita Nasrani bernama Bahira (Buhaira) telah bertemu ketua-ketua rombongan untuk menceritakan tentang pengutusan seorang nabi di kalangan bangsa Arab yang akan lahir pada masa itu.
USIA 20 TAHUN
· Terlibat dalam peperangan Fijar . Ibnu Hisyam di dalam kitab ' Sirah ' , jilid1, halaman 184-187 menyatakan pada ketika itu usia Muhammad SAW ialah 14 atau 15 tahun. Baginda menyertai peperangan itu beberapa hari dan berperanan mengumpulkan anak-anak panah sahaja.
· Menyaksikan ' perjanjian Al-Fudhul ' ; perjanjian damai untuk memberi pertolongan kepada orang yang dizalimi di Mekah.
USIA 25 TAHUN
· Bermusafir kali kedua ke Syam atas urusan perniagaan barangan Khadijah binti Khuwailid Al-Asadiyah.
· Perjalanan ke Syam ditemani oleh Maisarah; lelaki suruhan Khadijah.
· Baginda SAW bersama-sama Abu Talib dan beberapa orang bapa saudaranya yang lain pergi berjumpa Amru bin Asad (bapa saudara Khadijah) untuk meminang Khadijah yang berusia 40 tahun ketika itu.
· Mas kahwin baginda kepada Khadijah adalah sebanyak 500 dirham.

USIA 35 TAHUN
· Banjir besar melanda Mekah dan meruntuhkan dinding Ka ' abah.
· Pembinaan semula Ka ' abah dilakukan oleh pembesar-pembesar dan penduduk Mekah.
· Rasulullah SAW diberi kemuliaan untuk meletakkan ' Hajarul-Aswad ' ke tempat asal dan sekaligus meredakan pertelingkahan berhubung perletakan batu tersebut.


USIA 40 TAHUN
· Menerima wahyu di gua Hira ' sebagai perlantikan menjadi Nabi dan Rasul akhir zaman.

USIA 53 TAHUN
· Berhijrah ke Madinah Al-Munawwarah dengan ditemani oleh Saidina Abu Bakar Al-Siddiq.
· Sampai ke Madinah pada tanggal 12 Rabiulawal/ 24 September 622M.

USIA 63 TAHUN
· Kewafatan Rasulullah SAW di Madinah Al-Munawwarah pada hari Isnin, 12 Rabiulawal tahun 11H/ 8 Jun 632M.

Sifat-sifat terpuji Rasulullah: 
- Berkata benar (siddiq)
- Boleh dipercayai (amanah)
- Penyampai ajaran Islam (tabliq)
- Bijaksana (fatanah)


Di antara kata-kata apresiasi para sahabat ialah :

- Aku belum pernah melihat lelaki yang sekacak Rasulullah.
- Aku melihat cahaya dari lidahnya..
- Seandainya kamu melihat Baginda, seolah-olah kamu melihat matahari terbit.
- Rasulullah jauh lebih cantik dari sinaran bulan.
- Rasulullah umpama matahari yang bersinar.
- Aku belum pernah melihat lelaki setampan Rasulullah.
- Apabila Rasulullah berasa gembira, wajahnya bercahaya spt bulan purnama.
- Kali pertama memandangnya sudah pasti akan terpesona..
- Wajahnya tidak bulat tetapi lebih cenderung kepada bulat.
- Wajahnya seperti bulan purnama.
- Dahi baginda luas, raut kening tebal, terpisah ditengahnya.
- Urat darah kelihatan di antara dua kening dan nampak semakin jelas semasa marah.
- Mata baginda hitam,dengan bulu mata yang panjang.
- Garis-garis merah di bahagian putih mata, luas kelopaknya, kebiruan asli di bahagian sudut.
- Hidungnya agak mancung, bercahaya penuh misteri, kelihatan luas sekali pertama kali melihatnya.
- Mulut baginda sederhana luas dan cantik.
- Giginya kecil dan bercahaya, indah tersusun, renggang di bahagian depan.
- Apabila berkata-kata, cahaya kelihatan memancar dari giginya.
- Janggutnya penuh dan tebal menawan.
-Lehernya kecil dan panjang, terbentuk dengan cantik seperti arca.Warna
  lehernya putih seperti perak sangat indah.
- Kepalanya besar tapi terlalu elok bentuknya.
- Rambutnya sedikit ikal.
- Rambutnya tebal kdg-kdg menyentuh pangkal telinga dan kdg-kdg mencecah bahu tapi disisir rapi.
- Rambutnya terbelah di tengah.
- Di tubuhnya tidak banyak rambut kecuali satu garisan rambut menganjur dari dada ke pusat.
- Dadanya bidang dan selaras dgn perut. Luas bidang antara kedua bahunya lebih drpd biasa.
- Seimbang antara kedua bahunya.
- Pergelangan tangannya lebar, lebar tapak tangannya, jarinya juga besar dan tersusun dgn cantik.
- Tapak tangannya bagaikan sutera yang lembut.
- Perut betisnya tidak lembut tetapi cantik. Kakinya berisi tapak kakinya terlalu licin sehingga tidak  melekat air.
- Terlalu sedikit daging di bahagian tumit kakinya.
- Warna kulitnya tidak putih spt kapur atau coklat tapi campuran coklat dan putih.
- Warna putihnya lebih banyak.    
- Warna kulit baginda putih kemerah-merahan.
- Warna kulitnya putih tapi sihat.
- Kulitnya putih lagi bercahaya.
- Binaan badannya sempurna, tulang-temulangnya besar dan kukuh.
- Badannya tidak gemuk.
- Badannya tidak tinggi dan tidak pula rendah, kecil tapi ber ukuran sederhana lagi kacak.
- Perutnya tidak buncit.
- Badannya cenderung kepada tinggi,semasa berada di kalangan org ramai baginda kelihatan lebih tinggi drpd mereka.

SAAT KEWAFATAN NABI SAW:

Nabi Muhammad s.a.w adalah manusia agung yang ideal dan sebaik-baik
contoh sepanjang zaman.

Semulia-mulia insan di dunia...

Untuk mengingatkan kita...

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan
salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"
"Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,"tutur Fatimah lembut.
Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan  yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah.

Fatimah pun menahan ledakan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut bersama menyertainya. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka,para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril.

Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" tanya Jibril lagi.

"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"

"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku:

'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.

"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.

"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?"Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.

"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.

"Ya Allah, dahsyatnya maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. "

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.

"Uushiikum bis-shalaati, wa maa malakat aimaanukum -
peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."

Di luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan,sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

"Ummatii, ummatii, ummatiii!" - "Umatku, umatku, umatku"

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?

Allaahumma sholli 'alaa Muhammad wa baarik wa sallim 'alaihi.

Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

Di Ambil dari berbagai sumber
Di Persilahkan bagi teman-teman yang ingin share or copas,

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

Kisah Nabi Muhammad Sallallahu 'Alaihi Wasallam dengan pengemis buta


Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta, hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata “Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya”. Setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah SAW melakukannya setiap hari hingga menjelang Beliau SAW wafat. Setelah kewafatan
Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari Abu Bakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.ha. Beliau bertanya kepada anaknya, “anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan”, Aisyah r.ha menjawab pertanyaan ayahnya, “Wahai ayahanda engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayahanda lakukan kecuali satu sunnah saja”. “Apakah Itu?”, tanya Abu Bakar r.a. Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke hujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana”, kata Aisyah r.ha.
Keesokan harinya Abu Bakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abu Bakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepada nya. Ketika Abu Bakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, “siapakah kamu ?”. Abu Bakar r.a menjawab, “aku orang yang biasa”. “Bukan !, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku”, jawab si pengemis buta itu. Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan pada ku dengan mulutnya sendiri”, pengemis itu melanjutkan perkataannya. Abu Bakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada lagi. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia…. Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abu Bakar r.a.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

unta Itu Mengadu Kepada Rasulullah



Suatu hari untuk suatu tujuan Rasulullah keluar rumah dengan menunggangi untanya. Abdullah bin Ja’far ikut membonceng di belakang. Ketika mereka sampai di pagar salah salah seorang kalangan Anshar, tiba-tiba terdengar lenguhan seekor unta. Unta itu menjulurkan lehernya ke arah Rasulullah saw. Ia merintih. Air matanya jatuh berderai. Rasulullah saw. mendatanginya. Beliau mengusap belakang telinga unta itu. Unta itu pun tenang. Diam.
Kemudian dengan wajah penuh kemarahan, Rasulullah saw. bertanya, “Siapakah pemilik unta ini, siapakah pemilik unta ini?”
Pemiliknya pun bergegas datang. Ternyata, ia seorang pemuda Anshar.
“Itu adalah milikku, ya Rasulullah,” katanya.
Rasulullah saw. berkata, “Tidakkah engkau takut kepada Allah karena unta yang Allah peruntukkan kepadamu ini? Ketahuilah, ia telah mengadukan nasibnya kepadaku, bahwa engkau membuatnya kelaparan dan kelelahan.”
Subhanallah! Unta itu ternyata mengadu kepada Rasulullah saw. bahwa tuannya tidak memberinya makan yang cukup sementara tenaganya diperas habis dengan pekerjaan yang sangat berat. Kisah ini bersumber dari hadits nomor 2186 yang diriwayatkan Abu Dawud dalam Kitab Jihad.
Bagaimana jika yang mengadu adalah seorang pekerja yang gajinya tidak dibayar sehingga tidak bisa membeli makanan untuk keluarganya, sementara tenaganya sudah habis dipakai oleh orang yang mempekerjakannya? Pasti Rasulullah saw. lebih murka lagi.
Di kali yang lain, Abdullah bin Umar menceritakan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, “Seorang wanita disiksa karena menahan seekor kucing sehingga membuatnya mati kelaparan, wanita itupun masuk neraka.” Kemudian Allah berfirman –Allah Mahatahu—kepadanya, “Kamu tidak memberinya makan, tidak juga memberinya minum saat ia kamu pelihara; juga engkau tidak membiarkannya pergi agar ia dapat mencari makanan sendiri dari bumi ini.” (HR. Bukhari, kitab Masafah, hadits nomor 2192).
Yang ini cerita Amir Ar-Raam. Ia dan beberapa sahabat sedang bersama Rasulullah saw. “Tiba-tiba seorang lelaki mendatangi kami,” kata Amir Ar-Raam. Lelaki itu dengan kain di atas kepadanya dan di tangannya terdapat sesuatu yang ia genggam.
Lelaki itu berkata, “Ya Rasulullah, saya segera mendatangimu saat melihatmu. Ketika berjalan di bawah pepohonan yang rimbun, saya mendengar kicauan anak burung, saya segera mengambilnya dan meletakkannya di dalam pakaianku. Tiba-tiba induknya datang dan segera terbang berputar di atas kepalaku. Saya lalu menyingkap kain yang menutupi anak-anak burung itu, induknya segera mendatangi anak-anaknya di dalam pakaianku, sehingga mereka sekarang ada bersamaku.”
Rasulullah saw. berkata kepada lekaki itu, “Letakkan mereka.”
Kemudian anak-anak burung itu diletakan. Namun, induknya enggan meninggalkan anak-anaknya dan tetap menemani mereka.
“Apakah kalian heran menyaksikan kasih sayang induk burung itu terhadap anak-anaknya?” tanya Rasulullah saw. kepada para sahabat yang ada waktu itu.
“Benar, ya Rasulullah,” jawab para sahabat.
“Ketahuilah,” kata Rasulullah saw. “Demi Dzat yang mengutusku dengan kebenaran, sesungguhnya Allah lebih penyayang terhadap hamba-hamba-Nya melebihi induk burung itu kepada anak-anaknya.”
“Kembalikanlah burung-burung itu ke tempat di mana engkau menemukannya, bersama dengan induknya,” perintah Rasulullah. Lelaki yang menemukan burung itupun segera mengembalikan burung-burung itu ke tempat semula.
Begitulah Akhlak terhadap hewan yang diajarkan Rasulullah saw. Bahkan, membunuh hewan tanpa alasan yang hak, Rasulullah menggolongkan suatu kezhaliman. Kabar ini datang dari Abdullah bin Amr bin Ash, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang membunuh seekor burung tanpa hak, niscaya Allah akan menanyakannya pada hari Kiamat.”
Seseorang bertanya, “Ya Rasulullah, apakah hak burung tersebut?”
Beliau menjawab, “Menyembelihnya, dan tidak mengambil lehernya lalu mematahkannya.” (HR. Ahmad, hadits nomor 6264)
Jika kepada hewan saja kita memenuhi hak-haknya, apalagi kepada manusia. Adakah hak-hak orang lain yang belum kita tunaikan?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

Detik-detik Sakaratul Maut Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam

Inilah bukti cinta yang sebenar-benarnya tentang cinta, yang telah dicontohkan Allah SWT melalui kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, meski langit mulai menguning di ufuk timur, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayapnya.
Rasulullah dengan suara lemah memberikan kutbah terakhirnya, “Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, al-Qur’an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku.”
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasul yang tenang menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya.Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. “Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” keluh hati semua sahabat kala itu.
Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Di saat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu. Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.
“Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk.
“Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah.
“Siapakah itu wahai anakku?”
“Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut.
Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
“Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut,” kata Rasulullah.
Fatimah menahan ledakkan tangisnya.
Malaikat maut telah datang menghampiri. Rasulullah pun menanyakan kenapa Jibril tidak menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.
“Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril.
Tapi, semua penjelasan Jibril itu tidak membuat Rasul lega, matanya masih penuh kecemasan dan tanda tanya.
“Engkau tidak senang mendengar kabar ini?” tanya Jibril lagi.
“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak, sepeninggalanku?”
“Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril meyakinkan.
Detik-detik kian dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan-lahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
“Jibril, betapa sakitnya, sakaratul maut ini.” Perlahan terdengar desisan suara Rasulullah mengaduh.
Fatimah hanya mampu memejamkan matanya. Sementara Ali yang duduk di sampingnya hanya menundukan kepalanya semakin dalam. Jibril pun memalingkan muka.
“Jijikkah engkau melihatku, hingga engkau palingkan wajahmu Jibril?” tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
“Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril sambil terus berpaling.
Sedetik kemudian terdengar Rasulullah memekik kerana sakit yang tidak tertahankan lagi.
“Ya Allah, dahsyat sekali maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku,” pinta Rasul pada Allah.
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Ali pun segera mendekatkan telinganya.
“Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.”
Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
“Ummatii, ummatii, ummatiii?” Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran kemuliaan itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa baarik wa salim ‘alaihi. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

Rasulullah Menangis Ketika Di Padang Mahsyar

Dari Usman bin Affan dari Abbas, Rasulullah bersabda,
“Aku adalah orang yang paling awal dibangkitkan dari kubur pada hari kiamat yang tiada kebanggaan. Bagiku ada syafaat pada hari kiamat yang tiada kemegahan. Bendera pujian di tanganku dan nabi-nabi keseluruhannya berada di bawah benderaku. Umatku adalah umat yang terbaik. Mereka adalah umat yang pertama dihisab sebelum umat yang lain. Ketika mereka bangkit dari kubur, mereka akan membuang tanah yang ada di atas kepala mereka. Mereka semua akan berkata, ‘Kami bersaksi bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan kami bersaksi bahwa Muhammad itu Rasulullah. Inilah yang telah dijanjikan oleh Allah serta dibenarkan oleh para rasul’.”
Ibnu Abbas berkata,
“Orang yang pertama dibangkitkan dari kubur di hari kiamat ialah Muhammad. Malaikat Jibril akan datang kepadanya bersama seekor Buraq. Israfil pula datang dengan membawa bersama bendera dan mahkota. Izrail pula datang dengan membawa bersamanya pakaian-pakaian surga.”
Malaikat Jibril akan menyeru,

“Wahai dunia! Di mana kubur Muhammad?”
Bumi menjawab, “Sesungguhnya, Tuhanku telah menjadikan aku hancur. Telah hilang segala lingkaran, tanda dan gunung-ganungku. Aku tidak tahu dimana kubur Muhammad.”
Rasulullah bersabda, “Lalu diangkatkan tiang-tiang dari cahaya dari kubur Nabi Muhammad ke awan langit. Maka, empat malaikat berada di atas kubur.”

Israfil bersuara, “Wahai roh yang baik! Kembalilah ke tubuh yang baik!” Maka, kubur terbelah dua.
Pada seruan yang kedua pula, kubur mula terbongkar. Pada seruan yang ketiga, ketika Rasulullah berdiri, beliau telah membuang tanah di atas kepala dan janggut beliau. Rasulullah melihat kanan dan kiri. Beliau dapati, tiada lagi bangunan. Beliau menangis sehingga mengalir air matanya ke pipi.
Malaikat Jibril berkata kepada Rasulullah, “Bangun wahai Muhammad! Sesungguhnya kamu di sisi Allah di tempat yang luas.” Rasulullah bertanya, “Kekasihku Jibril! Hari apakah ini?” Jibril menjawab, “Wahai Muhammad! Janganlah kamu takut! Inilah hari kiamat. Inilah hari kerugian dan penyesalan. Inilah hari pembentangan Allah.”
Rasulullah berkata, “Kekasihku Jibril! Gembirakanlah aku!” Jibril bertanya, “Apakah yang kamu lihat di hadapanmu?” Rasulullah berkata, “Bukan seperti itu pertanyaanku.” Jibril berkata, “Adakah kamu tidak melihat bendera kepujian yang terpacak di atasmu?” Rasulullah berkata, “Bukan itu maksud pertanyaanku. Aku bertanya kepadamu akan umatku. Di mana perjanjian mereka?”
Jibril berkata, “Demi keagungan Tuhanku! Tidak akan terbongkar oleh bumi daripada manusia, sebelummu?” Rasulullah berkata, “Niscaya akan, buatlah pertolongan pada hari ini. Aku akan mensyafaatkan umatku.” Jibril berkata, “Tungganglah Buraq ini wahai Muhammad dan pergilah ke hadapan Tuhanmu!”

Malaikat Jibril datang bersama Buraq ke arah Rasulullah. Buraq meronta-ronta, lalu Jibril berkata kepadanya, “Wahai Buraq! Adakah kamu tidak malu dengan makhluk yang paling baik dicipta oleh Allah? Sudahkah Allah perintahkan kepadamu agar mentaatinya?”
Buraq menjawab, “Aku tahu semua itu. Akan tetapi, aku ingin dia mensyafaatiku agar memasuki surga sebelum dia menunggangku. Sesungguhnya, Allah akan datang pada hari ini dalam keadaan marah. Keadaan yang belum pernah terjadi sebelum ini.”
Rasulullah bersabda kepada Buraq, “Ya! Sekiranya kamu berhajatkan syafaatku, niscaya aku memberi syafaat kepadamu.”

Setelah berpuas hati, Buraq membenarkan Rasulullah menunggangnya lalu dia melangkah. Setiap langkahan Buraq sejauh pandangan mata.
Apabila Rasulullah berada di Baitul Maqdis di atas bumi dari perak yang putih, malaikat Israfil menyeru, “Wahai tubuh-tubuh yang telah hancur, tulang-tulang yang telah rapuh, rambut-rambut yang bertaburan dan urat-urat yang terputus-putus! Bangkitlah kamu dari perut burung, dari perut binatang buas, dari dasar laut dan dari perut bumi ke perhimpunan Allah Yang Maha Perkasa”
Roh-roh telah diletakkan di dalam sangkakala. Di dalamnya ada beberapa tingkat dengan bilangan roh makhluk. Setiap roh, akan didudukkan berada di dalam tingkat. Langit di atas bumi akan menurunkan hujan dari lautan kehidupan akan air yang sangat pekat seperti air mani lelaki. Dengan demikian, tersusunlah tulang-tulang, urat-urat memanjang, daging kulit dan bulu akan tumbuh. Sebagian mereka akan kekal ke atas sebagian tubuh tanpa roh.

Allah berfirman, “Wahai Israfil! Tiup sangkakala tersebut dan hidupkan mereka dengan izin-Ku akan penghuni kubur. Sebagian mereka adalah golongan yang gembira dan suka. Sebagian dari mereka adalah golongan yang celaka dan derita.” Malaikat Israfil menjerit, “Wahai roh-roh yang telah hancur! Kembalilah kamu kepada tubuh-tubuhmu. Bangkitlah kamu untuk dikumpulkan di hadapan Allah.”
Allah berfirman, “Demi keagungan dan ketinggian-Ku! Aku kembalikan setiap roh pada tubuh-tubuhnya!” Apabila roh-roh mendengar sumpah Allah, roh-roh pun keluar untuk mencari jasad mereka. Maka, kembalilah roh pada jasadnya. Bumi pula terbongkar dan mengeluarkan jasad-jasad mereka. Apabila semuanya sedia, masing-masing melihat.
Rasulullah duduk di padang pasir Baitul Maqdis, melihat makhluk-makhluk. Mereka berdiri seperti belalang yang berterbangan. 70 umat berdiri. Umat Rasulullah merupakan satu umat. Rasulullah berhenti memperhatikan ke arah mereka. Mereka seperti gelombang lautan. Jibril menyeru, “Wahai sekalian makhluk, datanglah kamu semua ke tempat perhimpunan yang telah disediakan oleh Allah.”

Umat-umat datang di dalam keadaan satu-satu kumpulan. Setiap kali Rasulullah berjumpa satu umat, beliau akan bertanya, “Di mana umatku?” Jibril berkata, “Wahai Muhammad! Umatmu adalah umat yang terakhir.” Apabila nabi Isa datang, Jibril menyeru, “Tempatmu!” Maka nabi Isa dan Jibril menangis.
Rasulullah bertanya, “Mengapa kamu berdua menangis.” Jibril berkata: “Bagaimana keadaan umatmu, Muhammad?” Rasulullah bertanya, “Di mana umatku?” Jibril menjawab, “Mereka semua telah datang. Mereka berjalan lambat dan perlahan.”

Apabila mendengar cerita demikian, Rasulullah menangis lalu bertanya, “Wahai Jibril! Bagaimana keadaan umatku yang berbuat dosa?” Jibril menjawab, “Lihatlah mereka wahai Muhammad!” Apabila Rasulullah melihat mereka, mereka gembira dan mengucapkan selawat kepada beliau dengan apa yang telah Allah muliakannya. Mereka gembira kerana dapat bertemu dengan beliau.
Rasulullah juga gembira terhadap mereka.
Lalu Rasulullah bertemu umatnya yang berdosa. Mereka menangis serta memikul beban di atas belakang mereka sambil menyeru, “Wahai Muhammad!” Air mata mereka mengalir di pipi. Orang-orang zalim memikul kezaliman mereka. Rasulullah berkata, “Wahai umatku.”
Mereka berkumpul di sisinya. Umat-umatnya menangis.
Ketika mereka di dalam keadaan demikian, terdengar dari arah Allah seruan yang menyeru, “Di mana Jibril?” Jibril berkata, “Jibril di hadapan Allah.” Allah berfirman di dalam keadaan Dia amat mengetahui sesuatu yang tersembunyi,
“Di mana umat Muhammad?” Jibril berkata, “Mereka adalah sebaik umat.”
Allah berfirman, “Wahai Jibril! Katakanlah kepada kekasih-Ku Muhammad bahwa umatnya akan datang untuk ditayangkan di hadapan-Ku.”

Malaikat Jibril kembali di dalam keadaan menangis lalu berkata, “Wahai Muhammad! Umatmu telah datang untuk ditayangkan kepada Allah.” Rasulullah berpaling ke arah umatnya lalu berkata, “Sesungguhnya kamu telah dipanggil untuk dihadapkan kepada Allah.”
Orang-orang yang berdosa menangis karena terkejut dan takut akan azab Allah. Rasululah memimpin mereka sebagaimana pengembala memimpin ternakannya menuju di hadapan Allah.
Allah berfirman, “Wahai hamba-Ku! Dengarkanlah kamu baik-baik kepada-Ku tuduhan apa-apa yang telah diperdengarkan bagi kamu dan kamu semua melakukan dosa!”
Hamba-hamba Allah terdiam. Allah berfirman, “Hari ini, Kami akan membalas setiap jiwa dengan apa yang telah mereka usahakan. Hari ini, Aku akan memuliakan siapa yang mentaati-Ku. Dan, Aku akan mengazab siapa yang durhaka terhadap-Ku. Wahai Jibril! Pergi ke arah Malik, penjaga neraka! Katakanlah kepadanya, bawakan Jahanam!”

Jibril pergi berjumpa Malik, penjaga neraka lalu berkata, “Wahai Malik! Allah telah memerintahkanmu agar membawa Jahanam.”
Malik bertanya, “Apakah hari ini?”
Jibril menjawab, “Hari ini adalah hari kiamat. Hari yang telah ditetapkan untuk membalas setiap jiwa dengan apa yang telah mereka usahakan.”
Malik berkata, “Wahai Jibril! Adakah Allah telah mengumpulkan makhluk?”
Jibril menjawab, “Ya!”
Malik bertanya, “Di mana Muhammad dan umatnya?”
Jibril berkata, “Di hadapan Allah!”
Malik bertanya lagi, “Bagaimana mereka mampu menahan kesabaran terhadap kepanasan nyalaan Jahanam apabila mereka melintasinya sedangkan mereka semua adalah umat yang lemah?”
Jibril menjawab, “Aku tidak tahu!”
Malik menjerit ke arah neraka dengan sekali jeritan yang menggerunkan. Neraka berdiri di atas tiang-tiangnya. Neraka mempunyai tiang-tiang yang keras, kuat dan panjang. Api dinyalakan sehingga tiada kekal mata seorang dari makhluk melainkan bercucuran air mata mereka (semuanya menangis). Air mata sudah terhenti manakala air mata darah manusia mengambil alih. Anak-anak mulai beruban rambutnya. Ibu-ibu yang memikul anaknya mencampakkan mereka. Manusia kelihatan mabuk padahal mereka sebenarnya tidak mabuk.
Hari kiamat adalah waktu terakhir semua manusia, tidak ada lagi kesempatan untuk bertaubat, padahal Allah Maha Pengampun.

Satu-satunya penolong hanyalah syafaat Rasulullah, dan syafaat itu berlaku untuk umat Rasulullah yang mengikuti sunnahnya.
Oleh karena itu, marilah kita cintai dan ikuti Rasulullah mulai sekarang sebelum datangnya hari kiamat itu, jangan menganggap hari akhir itu masih lama datangnya, tidak usah menunggu tanda-tanda kiamat dahulu untuk bertaubat, karena dosa sebesar apa pun akan diampuni olah Allah selagi hayat masih di kandung badan. semoga kita terhindar dari keganasan malaikat Malik dan Neraka Jahannam. Amin…

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

Rasulullah Merindukan Umat Akhir Zaman

Suasana di majelis pertemuan itu hening sejenak. Semua yang hadir diam membatu. Mereka seperti sedang memikirkan sesuatu. Lebih-lebih lagi Sayyidina Abu Bakar. Itulah pertama kali dia mendengar orang yang sangat dikasihi melafazkan pengakuan sedemikian.
Seulas senyuman yang sedia terukir di bibirnya pun terungkai. Wajahnya yang tenang berubah warna.
“Apakah maksudmu berkata demikian, wahai Rasulullah? Bukankah kami ini saudara-saudaramu?” Sayyidina Abu Bakar bertanya melepaskan gumpalan teka-teki yang mula menyerabut pikiran.
“Tidak, wahai Abu Bakar. Kamu semua adalah sahabat-sahabatku tetapi bukan saudara-saudaraku (ikhwan),” suara Rasulullah bernada rendah.
“Kami juga ikhwanmu, wahai Rasulullah,” kata seorang sahabat yang lain pula.
Rasulullah menggeleng-gelangkan kepalanya perlahan-lahan sambil tersenyum. Kemudian Baginda bersuara,
“Saudaraku ialah mereka yang belum pernah melihatku tetapi mereka beriman denganku sebagai Rasul Allah dan mereka sangat mencintaiku. Malahan kecintaan mereka kepadaku melebihi cinta mereka kepada anak-anak dan orang tua mereka.”
**
Pada ketika yang lain pula, Rasulullah menceritakan tentang keimanan ‘ikhwan’ Baginda:
“Siapakah yang paling ajaib imannya?” tanya Rasulullah.
Malaikat,” jawab sahabat.
“Bagaimana para malaikat tidak beriman kepada Allah sedangkan mereka sentiasa dekat dengan Allah,” jelas Rasulullah.
Para sahabat terdiam seketika. Kemudian mereka berkata lagi, “Para nabi.”
“Bagaimana para nabi tidak beriman, sedangkan wahyu diturunkan kepada mereka.”
“Mungkin kami,” celah seorang sahabat.
“Bagaimana kamu tidak beriman sedangkan aku berada di tengah-tengah kalian,” pintas Rasulullah menyangkal hujjah sahabatnya itu.
“Kalau begitu, hanya Allah dan Rasul-Nya saja yang lebih mengetahui,” jawab seorang sahabat lagi, mengakui kelemahan mereka.
“Kalau kamu ingin tahu siapa mereka, mereka ialah umatku yang hidup selepasku. Mereka membaca Al Qur’an dan beriman dengan semua isinya. Berbahagialah orang yang dapat berjumpa dan beriman denganku. Dan tujuh kali lebih berbahagia orang yang beriman denganku tetapi tidak pernah berjumpa denganku,” jelas Rasulullah.
“Aku sungguh rindu hendak bertemu dengan mereka,” ucap Rasulullah lagi setelah seketika membisu. Ada berbaur kesayuan pada ucapannya itu.
Begitulah nilaian Tuhan. Bukan jarak dan masa yang menjadi ukuran. Bukan bertemu wajah itu syarat untuk membuahkan cinta yang suci. Pengorbanan dan kesungguhan untuk mendambakan diri menjadi kekasih kepada kekasih-Nya itu, diukur pada hati dan terbuktikan dengan kesungguhan beramal dengan sunnahnya.
Dan insya Allah umat akhir zaman itu adalah kita. Pada kita yang bersungguh-sungguh mau menjadi kekasih kepada kekasih Allah itu, wajarlah bagi kita untuk mengikis cinta-cinta yang lain. Cinta yang dapat merenggangkan hubungan hati kita dengan Baginda Rasulullah saw.
Allahumma shalli ala Muhammad wa ala alihi wa shahbihi ajma’in

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS